Sabtu, 15 Oktober 2011

tugas analisis sistem informasi

1. Sampling convenience
Subyek yang dipilih paling mudah dan peneliti tidak mempertimbangkan subyek yang mewakili seluruh populasi. . Ini adalah alasan mengapa para peneliti sebagian besar bergantung pada teknik sampling seperti pengambilan sampel convenience, yang paling umum dari semua teknik sampling. Banyak peneliti lebih memilih teknik sampling karena cepat, murah, mudah danmata pelajaran yang tersedia.
Contoh: menggunakan mata pelajaran yang dipilih dari sebuah klinik, kelas atau lembaga yang mudah diakses oleh peneliti. Sebuah contoh yang lebih konkrit adalah memilih lima orang dari kelas atau memilih lima nama pertama dari daftar pasien.

Sampling purposive
Pengambilan sampel yang diambil secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Biasanya sudah ada pendefinisian terhadap kelompok-kelompok dan kekhususan khas yang dicari.
Contoh: jika ingin meneliti anak-anak jalanan, datangilah perempatan-perempatan jalan raya.  Karena di situ anak-anak jalanan sering melakukan aktivitas ngamen dan meminta-minta. Jadi, jelas tidak perlu dengan teknik area sampling. Maksudnya, memilih-pilih (menyampel) area, lalu dari area-area tersampel itu dicari anak-anak jalanannya.bisa jadi dari area tertentu malah tak tertemukan anak jalanan itu.

Sampling simple random
Setiap anggota populasi punya kesempatan sama untuk dipilih dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.
Contoh: misalnya dipopulasi, orang jawa 90%, orang sunda5%, orang bali 5%. Sampel 100 orang berarti 90 orang jawa, 5 orang sunda, 5 orang bali. Kedua kelompok terlalu sedikit sehingga dalam statistical estimates, "tenggelam".

Complex random sampling
Sampel random yang mungkin berguna untuk system penganalisis yang berbasis
1.       Sistematis
2.       Mewakili
3.       kelompok




2. Cara menentukan ukuran sampel
Secara umum, semakin besar ukuran sampel akan semakin baik, karena ukuran sampel yang besar cenderung memiliki error yang kecil, sebagaimana telah kita temui pada latihan menggunakan tabel bilangan acak (random numbers). Namun demikian bukan berarti bahwa ukuran sampel yang besar sudah cukup memberikan garansi untuk mendapatkan hasil yang akurat.
contoh : Jika satu dari dua sampel dari seluruh negara terdiri dari satu jenis kelamin saja, berdasarkan ukurannya sampel ini besar amun tidak representatif. Ukuran oleh karena itu tidak lebih penting daripada kereprsentatifan


 


Teori ini adalah teori Roscoe dalam buku Research Method for Businerss (1982:253) yang menyatakan bahwa untuk menentukan ukuran sampel penelitian bisa dilakukan dengan beberapa acuan yakni:

1.            Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 3-sampai dengan 500,
2.            Bila sampel dibiagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30,
3.            Bila dalam penelitian akan melakukan analisa dengan multivariate  (korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 6 (5 variabel independen + 1 variabel dependen), maka jumlah anggota sampel adalah 10 x 6 = 60,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar